2.1 SEJARAH DESA
2.1.1. ASAL USUL/ LEGENDA
DESA
Sejarah Desa Melayu, tidak dapat dipisah
dengan sejarah peradaban Masuknya islam di Bima ketika itu, tepatnya pada abad
ke 15 yang lalu seorang syeh Muhammad Bin Abdollah yang didampingi oleh 44 orang pengikutnya, beliau datang
membawa islam dari Bugis Makasar memasuki selat Sape menuju arah selatan dan berpedoman pada titik cahaya di ufuk
timur semenanjung Nanga Nur yang
sekarang disebut Naga Nuri.
Masyarakat pada saat itu sangat
gelisah mendengar bahwa ada orang datang membawa agama baru yaitu agama islam,
bagi mereka yang hendak memeluk agama islam diharuskan potong kepala dan potong
ekor, yang sesungguhnya bermaksud untuk memotong rambut dan dihitan (sunat)
Masyarakat pada saat itu enggan
masuk islam,bahkan melarikan diri dan bersembunyi di so mbani disebelah utara
makam dari syeh Nurul Mubin (Rade Ama Bibu) dan sekarang lebih dikenal so hidi
Rasa.
Selanjutnya syeh Muhammad Bin
Abdollah merasa kebingungan dan pulang kembali ke daerah Bugis Makasar
menjemput empat orang Syeh yaitu Syeh Umar, syeh Banta , syeh Ali dan Syeh
Surau dengan dua orang laki dan dua orang
dua perempuan dengan berpakian
adat penganting Aceh Melayu untuk bermain untuk menghibur masyarakat (Mpaa Tari
lenggong) yang diiringi pula mpaa sila dan gantau
Di tengah tengah masyarakat dua
orang laki-laki dan dua orang perempuan
yang berpakaian penganten diusung dengan sarangge, karena melihat orang yang diusung yang
diadakan oleh para datuk datuk tersebut masyarakat merasa terhibur maka
perlahan lahan mau masuk islam dengan melalui tahapan tahapan yaitu melakukan mandi dan potong rambut,
mengucap dua kalimat syahadat dan di sunat , maka berkembanglah agama islam di
kampung tersebut.
Berkaitan
dengan nama desa Melayu, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari budaya dan
adat melayu yang menyebar di seluruh Nusantara, sebab peradaban dan bahasa
melayu sudah mengusai Nusantara sejak abad ke 13 Masehi.maka saat ini budaya
dan peradaban melayu masih melekat di desa Melayu
Seiring dengan perjalanan waktu
berkembang pulalah ilmu ilmu agama yang diajarkan oleh para mubalig dan para
pendatang dari minangkabau –melayu, dan berkembang pula peradaban suku melayu
yang disebut dengan tati dan ince
Berangkat dari itulah desa ini yang
bernama sebuah perkampungan melayu berubah menjadi nama dusun Melayu.
Pada jaman pemerintahan Desa
soro,dengan beberapa kali terjadi pergantian kepala Desa bahwa dibagian timur
jalan raya dinamai dusun soro dan dibagian barat dikenal Dusun Melayu.
Dengan lahirnya undang undang Nomor
22 tahun 1999 yang mengamanatkan tentang otonomi daerah dan Desa, maka
diberikan seluas luas kepada desa untuk mengatur dan mengurus tentang Desa,
termasuk didalamnya adalah memekarkan wilayah atau desa.
Melalaui musyawarah, diputuskan bahwa Desa Soro dimekarkan menjadi dua
dengan alasan pemerataan pelayanan,pemerataan
informasi,dan pemerataan pembangunan disemua bidang kehidupan
Dengan dasar hukum yang ada dan
hasil musyawarah seluruh msyarakat pada saat itu, maka yang semula Dusun melayu
akan berubah statusnya menjadi Desa Melayu yang definitif Yaitu tepatnya pada tanggal 9 November 2006.berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Bima Nomor : 711 Tahun 2006 maka diangkatlah Abdul Gani
sebagai pejabat kepala Desa Melayu sampai terpilihnya kepala Desa definitif
yaitu Abd. Haris H. Husen, SE selaku Kepala Desa pertama di desa Melayu
Kecamatan Lambu . sejak saat itu pula Desa Melayu menata diri dan memanfaatkan
seluruh potensi wilayah yang ada serta
penataan sistim administrasi pemerintahan sebagai eksistensi dari sebuah desa
yang mandiri .
2.1.2. SEJARAH PEMERINTAH DESA
Dengan
dasar hukum yang ada dan hasil musyawarah seluruh msyarakat pada saat itu, maka
yang semula Dusun melayu akan berubah statusnya menjadi Desa Melayu yang
definitif Yaitu tepatnya pada tanggal 9
November 2006.berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima Nomor : 711 Tahun 2006
maka diangkatlah Abdul Gani sebagai pejabat kepala Desa Melayu sampai
terpilihnya kepala desa definitif yaitu Abd. Haris H. Husen, SE selaku Kepala
Desa pertama di desa Melayu Kecamatan Lambu . sejak saat itu pula Desa Melayu
menata diri dan memanfaatkan seluruh potensi wilayah yang ada serta penataan sistim administrasi
pemerintahan sebagai eksistensi dari sebuah desa yang mandiri Sampai Sekarang
ini . Berikut Urutan Kepemimpinan Desa Melayu.
1.
Abdul Haris, SE
2.
Muhide, S.Ag
0 komentar:
Posting Komentar