STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN
DESA MELAYU TAHUN 2015 – 2020
No
|
Issu Strategis
|
Strategi
|
Arah Kebijakan
|
Kebijakan Umum
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
1
|
Kurangnya kesadaran masyarakat memanfaatkan/memelihara
prasarana kesehatan lingkungan
|
Terwujudnya prilaku Hidup Bersih dan Sehat.
|
-
Membentuk
Kader Kesling
-
meningkatkan
peran serta Toga,Tomas dan lembaga yang ada
-
Pemetaan dan
menginventarisir sasaran pembinaan
Kesling
|
Berkoordinasi dengan Dikes (Pemda)
|
3
|
Kurangnya sarana dan prasarana pendukung bagi pelayanan
ibu melahirkan,balita,posyandu dan meningkatnya balita BGM / Gizi Buruk serta
rendanya kwalitas derajat kesehatan masyarakat
|
- Tersedianya prasarana kesehatan (Posyandu).
- Teratasinya balita BGM dan Gizi Buruk
-
Optimalisasi peran serta lembaga
PKK
|
-
Optimalisasi anggaran dibidang
Kesehatan melalui APBDes,APBD I,II dan APBN
|
Koordinasi dengan Dikes,BPMPD,BKKBN,TP,PKK Kabupate dan Propinsi
|
4
|
Minimnya tunjangan kesejahteraan bagi kader Posyandu dan
Dukun beranak
|
-
Meningkatnya kesejahteraan Kader
Posyandu dan Dukun Beran
|
- Optimalisasi anggaran PKK melalui ADD dan
mendorong peran aktif lembaga PKK
|
Koordinasi dengan TP.PKK & BKKBN Kabupaten dan Propinsi,
|
5
|
Kurang layaknya sarana dan prasarana TK
(TK. Nurul Iman & TK. Rumpun Sejati) serta Minimnya honor bagi guru TK
|
-
Sarana dan prasana TK lebih
berkwalitas
-
Meningkatnya kesejahteraan guru TK
|
- Rehab/pembangunan gedung dan penambahan
sarana dan fasilitas bermain
|
Koordinasi dengan PNPM,Dikpora atau lembaga terkait.
|
6
|
Tingginya angka buta huruf dan drop out
|
Terlaksananya program Keaksaraan fungsional
|
-
Membentuk lembaga PKBM
- Pembinaan tutor
KF
- Melaksanakan program KF
|
Koordinasi dengan Dikpora
|
7
|
Kurangnya akses modal usaha bagi masyarakat dan kelompok
usaha
|
Tersedianya modal usaha yang dapat diakses oleh setiap
anggota kelompok dan masyarakat.
|
-
Mendorong percepatan bantuan modal
dari PNPM dan program ekonomi lainnya
|
-
Membangun hubungan dengan pihak-2 yang menjadi
leading sector
|
8
|
Pelatihan yang pernah dilakukan belum mengakomodir semua
kelompok tani maupun kelompok usaha yang ada
|
Meningkatnya kwalitas dan kapasitas kelompok usaha
|
-
Menyediakan peralatan sarana
prasarana produksi bagi kelompok usaha yang pernah dilatih
-
Mendata dan mengaktifkan kembali
kelompok-2 yang ada
-
Memperkuat kapasitas pengurus
kelompok
|
- Mengembangkan jaringan pemasaran
|
9
|
Tingginya angka pengangguran dan banyaknya masyarakat
penyadang masalah kesejahteraan
|
Terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja bagi
masyarakat
|
- Melakukan pelatihan keterampilan
disesuaikan dengan kebutuhan
-
Mengembangkan usaha pupuk organilk
|
-
Koordinasi dengan BLK,Depnaker, Dinsos dan Dispertanak
-
Workshop
|
10
|
Buruknya
prasana transportasi dan fasilitas pelayanan public kurang memadai
|
Tertatanya jalan kabupaten,jalan lingkungan
dan fasilitas pelayanan public yang memadai, bersih dan sehat
|
- Pengaspalan dan perkerasan jalan kabupaten
dan jalan desa
-
Pembangunan drainase jalan
-
Paving blok(rabat) gang dusun,
halaman,trali,gorden,dapur.musholla,garasi ,listrik,PDAM dan keramik lantai
kantor desa
|
11
|
Kurang layaknya infrastruktur pertanian dan sering
terjadinya konflik antar petani maupun subak serta tingginya biaya produksi
pertanian
|
-
Terjaminnya supply air bagi
masing-masing subak.
-
Restrukturisasi lahan yang
tidak produktif
-
Pemanfatan limbah dan kotoran
ternak sebagai pupuk organic yang bernilai ekonomi
|
- Perbaikan saluran irigasi dan pembuatan
pintu pembagi air
-
Penjadwalan supply air pada
masing-2 subak
-
Koordinasi antar desa
-
Menimngkatkan peran pengurusa P3A
-
Mengerahkan masy. Petni untuk
membersihkan Saluran irigasi yang tersumbat / rusak
- Mengadakan jaringan perpipaan irigasi subak
triding
|
- berkoordinasi dengan mengajukan dukungan
dengan pihak Pemda (PU,P3A,Pekasih, Dinas Pertanian)
|
12
|
Rendahnya minat masyarakat untuk mempelajari Al-Qur’an
dan ilmu agama lainnya serta kurang berperannya majlis taklim dalam sosialisasi kegitan pembangunan
didesa
|
-
Terbentuknya LPTQ ditingkat desa
- Meningkatnya peran serta toga dan tomas
dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan
|
- Melakukan pendataan kader-kader yang telah
menguasi ilmu Al-Qur’an
-
Mengadakan pembinaan bagi masy.
Khususnya tentang Al-Qur’an
-
Membentuk LPTQditingkat desa
- Meningkatkan keterlibatan Toga,Tomas dalam
kegiatan sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
|
|
13
|
Kurangnya peran remaja masjid dan belum
terbentuknya Karang Taruna
|
- Optimalisasi peranRemaja Masjid dan
Terbentuknya lembaga Karang Taruna dan tersedianya fasilitas olah raga didesa
|
-
Mengupayakan tersedianya fasilitas
olah raga
- Membentuk kepengurusan Lembaga Karang
Taruna
|
- melakukan koordinasi dengan Dikpora,Bupati,
DPRD II dan Dinsos
|
14
|
Kurang maksimalnya peran serta lembaga yang ada dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
|
Terjalinnya sinergi antar
lembaga desa
|
- Penguatan kapasitas dan pemberdayaan
lembaga yang ada.
-
Revitalisasi lembaga yang ada
-
Meningkatkan kwalitas pelayanan
publik
|
-
berkoordinasi dengan PMD (BPMPD)
-
bekerjasama dengan pihak lain
|
15
|
Sering terjadinya konflik antar keluarga
|
Menciptakan masyarakat yang sadar
hukum
|
- Membentuk Lembaga Pertimbangan Hukum Desa
(LPHD)
-
Melakukan mediasi secara maksimal
bila terjadi konflik
-
Penyuluhan / sosialisasi hukum
- Menfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan
legalitas kepemilikan lahan
|
- berkoordinasi dengan (Camat,Kepolisian,Depag,BPN)
dan pihak yang terkait
|
16
|
Belum terbinanya grup kesenian dan kelembagaan adat
|
Terbentuknya kelembagaan adat yang dapat melakukan
mediasi,fasilitasi dan advokasi keberlangsungan pengembangan seni dan budaya
|
-
Membentuk Lembaga adat desa
-
Melakukan pembinaan grup kesenian
-
Stimulanisasi grup kesenian
- Melakukan koordinasi dengan tokoh2 adat
yang ada
|
-
berkoordinasi dengan Lembaga
PEMBASAK
-
Berkoordinasi dengan Dinas
Pariwisata
|
4.3.2. . STRATEGIS PENCAPAIAN
Bersumber dari hasil penjajakan kebutuhan dan
ldentiifikasi masalah dan pembahasan masalah dapat dikelompokkan menjadi :
bidang kesehatan, pendidikan, keamanan, dan ekonomi (pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan dan Usaha Kecil Menengah).
.
1. Bidang Kesehatan
a. 1su Strategis:
a. 1su Strategis:
1. Tersedianya
lanah disetiap dusun untuk pembuatan Darainase.
2 .Tersediainya bahan baku lokal untuk pembuatan MCK seperti batu bata.
3. Tersedianya dukun beranak.
2 .Tersediainya bahan baku lokal untuk pembuatan MCK seperti batu bata.
3. Tersedianya dukun beranak.
2. Tujuan
Strategis
1. Terpenuhinya kebutuhan sarana Pembuangan
air Kotor setiap KK.
2. Terpenuhinya MCK untuk setiap KK.
3. Peningkatan pelayanan untuk ibu
hamil dan melahirkan dengan pemberdayaan dukun beranak.
3. Indikator Keberhasilan
1.
Jumlah KK yang
Membuang air Kotor (Limbah Rumah Tangga) Meningkat 27 KK setiap tahunnya.
2.
Jumlah KK yang
menggunakan JAGA naik 25 KK setiap tahunnya.
3.
Pelayanan
kesehatan masyarakat naik sebesar 10% setiap tahunnya.
4.
Peningkatan
sebesar 5 % setiap tahunnya kunjungan Ibu hamil dan melahirkan ke Polindes
5.
Penataan
lingkungan meningkat 2,5 % setiap tahunnya
6.
Meningkatnya
pola hidup sehat bagi KK miskin sejumlah 22 KK setiap tahunnya.
4. Kegiatan Utama:
1.
Memfasilftasi masyarakat dalam pembuatan
Jamban Keluarga (MCK).
2.
Pengoptimalan Sumber mata air untuk
pembuatan Perpipaan dan atau sumur bor.
3.
Membangun
kerjasama yang baik dengan pihak dinas terkait (dinas Kesehatan) dalam
peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang meliputi :
a. Pemberdayaan dukun beranak
b. Pelayanan
posyandu. pustu/ polindes.
c. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya
ibu hami dan melahirkan.
d. Peningkatan gizi anak/ makanan dampingan
selain ASI
e. Pola hidup sehat.
4. Meningkatkan status pustu menjadi
puskesmas.
5. Membangun bak sampah/ pengadaan container.
6. Pembuatan Drainase limbah keluarga.
2. Bidang
Pendidikan:
2.a Isu Strategis:
Kebutuhan masyarakat untuk
peningkatan Sumber Daya Manusia baik secara akademik, maupun life skill.
2.b Tujuan Strategis:
Mewujudkan masyarakat agar dapat
menikmati pendidikan, baik melalui lembaga formal maupun non formal,
2.c Indikator
Keberhasilan:
1.
Jumlah angka DO
menurun 1,5% setiap tahunnya
2.
Jumlah
masyarakat yang bisa baca tulis meningkat 3% setiap tahunnya dari jumlah yang
ada.
3.
Jumlah anak yang
melanjutkan pendidikan meningkat rata-rata 10% pertahunnya.
4.
Jumlah
masyarakat yang memiliki keterampilan meningkat sejumlah 20 orang pertahunnya.
5.
Jumlah
penyandang cacat yang terampil meningkat sebesar 2%.
6.
Jumlah
lembaga-lembaga pendidikan nonformal meningkat 2 unit setiap tahunnya.
7.
Fasilitas dan
sarana pendidikan meningkat 20% setiap tahun pada setiap jenjang.
8.
Pelayanan
pendidikan naik sebesar 2,5% setiap tahunnya.
2.d Kegiatan Utama:
1.
Rehab sekolah
pada setiap jenjangnya.
2.
Peningkatan mutu
siswa.
3.
Peningkatan
kapasitas tenaga pengajar dengan pelatihan-pelatihan kompetensi.
4.
Meningkatkan
kerjasama dengan dinas Pendidikan, pihak sekolah, komite dan semua masyarakat
desa dalam:
a.
Kunjungan dan
konsultasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak.
b.
Pengusulan dana
BKM bagi siswa jenjang MA / SLTA bagi keluarga miskin.
c.
Dana dampingan
selain dari pemerintah bagi masyarakat miskin.
d.
Penambahan TKB
untuk SMP terbuka.
5. Pemberantasan buta
aksara. 6. Kejar Paket C.
7. TK bagi anak yang tidak mampu.
8. Pembelajaran dan keterampilan bagi penyandang cacat.
9. Adanya Perguruan tinggi.
10. Pembentukan lembaga-lembaga pendidikan nonformal.
11. Honorarium bagi tenaga sukarelawaan pada lembaga-lembaga nonfonnal.
12. Pelatihan keterampilan bagi pemuda-pemudi.
13. Tersedianya akses informasi pendidikan.